Remaja Yang Mengenal Diri
Dalam kehidupan remaja sering tejadi kebingungan pada diri remaja itu sendiri. Mereka sering mengeluh ataupun curhat ke...
Jika jawaban yang cocok bagi mereka merupakan hal yang
positif, bukanlah suatu hal yang menimbulkan masalah. Namun, jika jawaban yang
mereka temukan yang menurut mereka cocok adalah suatu hal yang negatif, dapat
menimbulkan masalah bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu rekoleksi ini
diselenggarakan supaya para remaja dapat belajar mengenali dirinya sendiri melalui
materi yang diberikan dan diharapkan dapat memberi jawaban bagi permasalahan
yang mereka hadapi berkaitan dengan pengenalan diri mereka.
Masa remaja adalah masa yang rawan.
Banyak sekali remaja yang terjerumus pada hal hal negatif karena kurangnya kegiatan
positif dan kegiatan pendampingan. Mereka lebih memilih terlibat dalam kegiatan
hingar bingar dunia namun kurang bermanfaat. Maka acara kemarin adalah langkah
awal yang baik untuk memberikan wadah yang positif dalam pengembangan diri
mereka. Rekoleksi ini diperlukan untuk memberikan fasilitas bagi para remaja
khususnya Rekat dan PAPS untuk belajar mengenal dirinya sendiri dan orang lain
sehingga mereka berkembang menjadi pribadi yang lebih dewasa. Acara seperti
inilah yang dibutuhkan mereka untuk mengenali permasalahan mengenai jati diri
sebagai remaja yang bertumbuh dewasa.
Selain itu orang tua juga harus berperan dalam
perkembangan anak secara aktif seperti mendorong anak untuk terlibat aktif
dalam kegiatan positif utamanya kegiatan Gereja. Diharapkan dengan lebih sering
mengikuti kegiatan di Gereja, aspek rohani anak juga akan berkembang. Orang tua
juga berperan sebagai pendamping anak di kehidupan sosial mereka. Orang tua
juga perlu mengawasi pergaulan anak sehari-hari, jangan sampai orang tua tidak
tahu lingkup pergaulan anak.
Mengenali karakter diri sendiri
adalah hal yang penting. Dengan mengenali karakter diri diharapkan remaja dapat
mengembangkan potensi dalam diri mereka dan menjadi pribadi yang sehat. Selain
itu dengan mengenali diri baik kelebihan dan kekurangan, para remaja dapat
lebih sadar bagaimana dirnya sebenarnya agar percaya diri untuk menjadi diri
sendiri dan tidak meniru orang lain. Menyadari bahwa dirinya unik, istimewa dan
berharga di mata Tuhan dan sesama.
Mengenali karakter teman juga hal
yang tidak boleh dilupakan. Memang mengenali karakter sendiri saja terkadang masih
mengalami kebingungan, bagaimana mau mengenali karakter teman lainnya. Dengan
mengenali karakter teman, kita diharapkan dapat menjadi sahabat yang baik bagi
mereka. Kita juga dapat menjaga perasaan antar teman dengan mengenali karakter
teman kita. Misalnya teman yang mudah tersinggung maka kita harus bisa
berbicara sehati-hati mungkin dan jangan membuat mereka sampai tersinggung.
Maka dari itu mengenali karakter teman harus kita lakukan untuk menjaga ikatan
teman itu sendiri.
Dan yang paling penting adalah
menjadi diri sendiri. Terkadang remaja tidak mau menerima kekurangan yang ada
dalam diri mereka. Kekurangan dianggap sebagai suatu hal yang buruk dan membuat
mereka merasa tidak percaya diri, tertutup dan sulit bersosialisasi. Padahal
dalam setiap diri manusia pasti ada kelebihan yang mereka tidak sadari. Maka
dari itu kita sebagai remaja lebih baik memikirkan bagaimana mengembangkan
kelebihan yang ada dalam diri kita daripada memikirkan kekurangan yang harus
kita tutupi.
Dengan mengembangkan kelebihan yang
ada dalam diri kita, diharapkan kita bisa menjadi diri sendiri yang memiliki
sikap percaya diri dalam mejalani kehidupan di tengah masyarakat.
Itulah beberapa refleksi yang saya
dapatkan dengan berpikir sejenak tentang apa yang saya dapatkan dari rekoleksi
25-26 April 2015 kemarin. Semoga sebagai remaja dan pelayan Gereja kita dapat
menjadi generasi penerus perkembangan Gereja itu sendiri.